Negeri Surga Impian
Aku Pertiwi
Berdiam di suatu negeri
Berdiam di suatu negeri
Bentuk nyata surga di bumi
Dimana harapan dan cita terwujud tinggi
Dimana harapan dan cita terwujud tinggi
Di negeri ini toleransi dijunjung tinggi
Tempat ibadahmu aman berdiri
Kebebasan berbicaramu dilindungi
Gaya berpakaianmu tak dibatasi
Di negeri ini pendidikan apapun didukung habis-habisan
Kau hanya bisa bermain musik?
Tak masalah
Kau menekuni olahraga?
Tak masalah
Kau menyukai sastra?
Tak menjadi masalah
Di negeri ini kau dan aku sama
Kau laki-laki
Memakan sepiring nasi
Aku perempuan
Memakan sepiring nasi
Kau laki-laki
Menimba ilmu ke negeri seberang
Aku perempuan
Menimba ilmu ke negeri seberang
Kau laki-laki
Bekerja siang malam tanpa gangguan
Aku perempuan
Bekerja siang malam tanpa gangguan juga
Di negeri nyiurku ini
Kita bisa bersahabat
Tak peduli asalmu dari mana
Tak peduli ayah ibumu berdarah apa
Di negeri seribu candiku ini
Semua orang bisa menjadi pemimpin
Tak peduli asalnya dari mana
Tak peduli Tuhannya siapa
Di negeri seribu pulauku ini
Kita harus saling menjaga
Menjaga ribuan pulau yang ada
Menjaga hutan yang menjadi paru-paru dunia
Menjaga tangan dan pandangan kita
Dari hal yang bukan milik kita
Harus! Tidak boleh tidak!
Karena hidup di negeri ini seperti itu
Karena hidup di negeri ini seperti itu
Bersaudara
Aku Pertiwi
Membagikan ini semua kepada sahabatku
Tapi, tunggu
Kata mereka aku bersilat lidah
Mana ada negeri seperti itu
Kata mereka aku membual
Negeri nyiurku hanya dongeng
Sial!
Tak ada yang percaya denganku
Bahkan langit tak memberiku kesempatan membela diri
Ia membasahi seluruh pakaianku
Teriakan minta tolong dan suara gaduh menyapa telingaku
Semakin keras memekik
Hingga membuatku tersentak
Tercampak ke dunia berbeda
Sial!
Mereka benar
Tempat tidurku sudah terendam
Bersamaan dengan negeri impian itu
Negeri apa tadi namanya?
Ah, sudahlah
―
p.s: puisi ini telah dipublikasikan Alra Media pada Februari 2019
Komentar
Posting Komentar